POSKOBERITA.COM, CIKARANG – Menarik apa yang disampaikan Ketua PC Satria, Ajuk Junaedi, pada kesempatan acara talkshow Warung Bekasi di Hotel Batiqa Jababeka beberapa waktu yang lalu. Dia menyebutkan Kabupaten Bekasi saat ini tidak mempunyai figur yang bisa dijadikan sebagai tokoh pemersatu di tengah masyarakat.
Ketika Kabupaten Bekasi mengalami dinamika politik dan ekonomi yang begitu pesat, hadirnya tokoh pemersatu yang bisa dijadikan teladan sangat dibutuhkan sebagai perekat keretakan antar kelompok masyarakat yang mempunyai berbagai kepentingan, sebagai dampak pertarungan politik maupun ekonomi.
Tapi sayangnya sampai hari ini masyarakat Kabupaten Bekasi belum melihat munculnya sosok pemersatu yang dinantikan tersebut, tokoh yang bisa dijadikan tempat curhat, tempat mengadu, siap menengahi ketika terjadi konflik dan mau menjembatani ketika ada aspirasi masyarakat yang tidak terakomodir.
Krisis tokoh pemersatu di daerah ini semakin bertambah ketika banyak tokoh masyarakat lokal yang tergiur masuk ke dalam dunia politik dengan menjadi pengurus partai atau dilamar menjadi anggota legislatif. Karena tak bisa dipungkiri, ketika seorang tokoh masyarakat sudah menjadi tokoh partai maka akan berkuranglah ketokoh-masyarakatannya.
Dalam urusan politik, sejauh ini memang tak pernah terdengar ada gerakan rekonsiliasi yang berusaha menyatukan kembali kelompok-kelompok masyarakat yang sempat terkotak-kotak pasca Pilkada Kabupaten Bekasi 2017. Padahal “Kabinet Neneng Hasanah Yasin-Eka Supria Atmaja” sebagai bupati dan wakil bupati terpilih pastinya membutuhkan partisipasi semua komponen masyarakat untuk mendukung jalannya pembangunan di Kabupaten Bekasi.
Belum lagi masalah rekonsiliasi selesai, masyarakat sudah dihadapkan kembali untuk terlibat pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 dan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019 yang suka atau tidak suka akan membuat masyarakat Kabupaten Bekasi kembali terbelah sesuai pilihan mereka.
Lantas seperti apa kriteria tokoh pemersatu yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Bekasi saat ini?
Syarat yang terpenting adalah tokoh ini harus bisa menjembatani aspirasi masyarakat kepada para pemangku kekuasaan. Tokoh yang setidaknya, saran-sarannya masih mau didengar oleh Bupati Bekasi dan para politisi di gedung DPRD Kabupaten Bekasi.
Ketimpangan sosial yang terus melebar di daerah yang memiliki kawasan industri terbesar di Asia Tenggara ini membutuhkan sosok pemersatu yang bisa memandu gerakan masyarakat lokal untuk menjaga hak-haknya secara ekonomi agar tidak semakin termarginalkan di tengah arus industrialisasi yang semakin menghebat.
Selain itu tokoh ini juga harus bisa mengawal aspirasi masyarakat adat dan masyarakat budaya yang sedang dirundung duka dengan semakin tergerusnya kearifan lokal di daerah ini.
Masyarakat Kabupaten Bekasi tentu tak boleh pesimistis untuk menunggu hadirnya sang tokoh pemersatu. Karena faktanya Kabupaten Bekasi sebenarnya memiliki banyak tokoh yang sarat pengalaman, dengan wawasan dan keilmuan yang cukup serta menempati posisi penting baik di tingkat lokal maupun nasional.
Tinggal kita tunggu saja siapa di antara mereka yang berani keluar kandang dan siap mewakafkan dirinya menjadi tokoh pemersatu dan tokoh negarawan di Kabupaten Bekasi. (emyu)
Photo : doc. Warung Bekasi