POSKOBERITA.COM, CIKARANG – Diskusi publik Warung Bekasi Episode ke-2 yang digelar di Hotel Batiqa Kota Jababeka Cikarang, Kamis (28/09) malam, diramaikan oleh orang-orang muda di Kabupaten Bekasi yang terjun ke dunia politik. Lima pembicara tampil beradu argumen seputar minat anak muda terhadap politik hingga menyikapi masalah-masalah terkini yang sedang terjadi di Kabupaten Bekasi.
Hadir pada diskusi tersebut, Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Muhamad Syahril (Ariel), Ketua PC Satria, Ajuk Junaedi mewakili sayap partai Gerindra dan dari PDI Perjuangan hadir Ketua DPC Banteng Muda Indonesia, Anwar Geovani. Selain itu turut menyampaikan analisanya, Raden Agah Handoko dari Komunitas Historika Bekasi (KHB) dan pemerhati politik dari Insan Bekasi Madani (IBM) Institute, Muhsinin Ali Mabrur.
Ketua DPD PSI Kabupaten Bekasi, Muhamad Syahril menyampaikan bahwa minatnya terjun ke dunia politik karena PSI bisa menjadi wadah bagi anak-anak muda yang ingin berperan sebagai penentu kebijakan di partai politik.
“Selama ini anak-anak muda yang ada di partai politik hanya menerima perintah saja, tapi jarang dilibatkan dalam mengambil keputusan strategis. Di PSI sebagai partainya orang muda, kami sendiri yang diberi peran sebagai pengambil keputusan, saya pikir, anak-anak muda sudah seharusnya ikut menentukan nasib bangsa dan negara ini ke depan,” kata Ariel, panggilan Muhamad Syahril.
Menyikapi kondisi Kabupaten Bekasi terkini, Ketua PC Satria, Ajuk Junaedi menyampaikan keresahannya tentang Kabupaten Bekasi yang tidak punya tokoh negarawan yang bisa menjadi pemersatu masyarakat. Padahal menurutnya, banyak tokoh di Kabupaten Bekasi, seperti para mantan bupati yang bisa menjadi pemersatu di tengah masyarakat Kabupaten Bekasi.
“Di Kota Bekasi masih ada M2 (Mochtar Muhamad), tapi di Kabupaten Bekasi kita sulit mencari siapa saat ini tokoh yang bisa tampil sebagai ikon tokoh masyarakat Kabupaten Bekasi. Kalaupun ada, mungkin hanya untuk sebagian kelompok masyarakat saja,” kata Ajuk.
Dalam kesempatan diskusi tersebut, Ketua DPC Banteng Muda Indonesia (BMI), Geovani Anwar menyoroti Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang terjadi di Kabupaten Bekasi. Ia menegaskan, dalam hal urusan korupsi, tidak mengenal tua ataupun muda.
“Para pejabat yang masih muda pun banyak yang tersangkut korupsi. Makanya BMI dalam melakukan kaderisasi selalu mengedepankan integritas supaya bisa memunculkan calon-calon pemimpin yang jujur dan bersih,” kata Anwar.
Muhsinin Ali Mabrur dari IBM Institute menyambut baik anak muda yang terjun ke dunia politik. Namun ia menyarankan, orang-orang muda yang terjun ke dunia politik sebaiknya mempersiapkan diri agar mapan secara ekonomi.
“Karena akan sangat sulit mempertahankan idealisme di dunia perpolitikan kalau masih mengharapkan bisa mendapatkan penghidupan dari partai politik,” ujar Muhsin.
Sementara itu Raden Agah Handoko mengatakan, terjunnya anak muda di dunia politik diharapkan dapat memperkuat lembaga legislatif di Kabupaten Bekasi. Ia pun menyoroti kinerja para anggota DPRD Kabupaten Bekasi yang dinilai belum maksimal sebagai wakil rakyat. Menurutnya, hanya sebagian kecil saja yang terlihat sudah bekerja cukup baik untuk masyarakat yang diwakilinya.
“Ke depan kita harus punya wakil rakyat yang peka terhadap kondisi yang ada di daerah pemilihannya. Jangan sampai persoalan rakyat sudah ramai di media, sudah viral di media sosial, tapi yang bersangkutan sama sekali tidak terdengar suaranya.” ujar Agah. (red).