POSKOBERITA.COM, CIKARANG – Komunitas Pemilih Muda Bekasi (KOPIDASI) mengapresiasi langkah Calon Bupati Obon Tabroni yang mencopoti Alat Peraga Kampanye (APK) miliknya sendiri yang dipasang di tempat yang tak diperbolehkan.
Seperti ditulis di akun facebooknya, Ketua KOPIDASI, Ahmad Djaelani menyampaikan,apa yang dilakukan Obon Tabroni sebagai pendidikan politik yang bagus bagi masyarakat dan pasangan calon lain.
“Bagaimana ketika beberapa waktu lalu seluruh pasangan calon mendeklarasikan Pilkada Damai, berintegritas dan taat pada aturan hukum, maka calon sebagai “pengantin” memberikan langsung contoh nyata menepati janjinya, tidak hanya di mulut saja.” tulis DJ, panggilan akrab Ahmad Djaelani.
Ketua KOPIDASI juga mempertanyakan peran Panwaslu dan Satpol PP Kabupaten Bekasi dan menilai ada fungsi yang tidak jalan dari lembaga tersebut. Ia juga menilai langkah tersebut bukan pencitraan, sebab masih dalam koridor penegakan hukum untuk menjaga marwah integritas Pilkada. Ia juga menjawab komentar bahwa dirinya bukan mempromosikan salah satu calon, namun langkah positif harus diapresiasi agar semua pihak mau berlomba-lomba dalam kebaikan.
“Salut buat Bang Obon Tabroni yang telah mengambil langkah politik yang berani dan penuh resiko. Mari berikan pendidikan politik bagi masyarakat. Mencerdaskan pemilih dan menjadikan masyarakat sebagai pemilih yang rasional itu adalah tanggung jawab kita bersama.” tulisnya.
Sementara itu seorang netizen, Raden Herli Meihadi, dalam komentarnya menyampaikan bahwa calon petahana, Neneng Hasanah Yasin pun selalu memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat dengan menyampaikan pesan agar menolak money politik.
“ Dalam setiap sosialisasi.. dr. Hj. Neneng Hasanah Yasin selalu menyatakan, “Penerima dan pemberi uang akan di penjara minimal 36 bulan maksimal 72 bulan atau denda minimal 200 juta, maksimal satu Milyar. Jadi jangan mau menerima politik uang untuk mencoblos calon Bupati.” tulis Herli. (Pb).