POSKOBERITA.COM, SERANG BARU – Kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Bekasi terhadap seni budaya sunda, mendorong sejumlah tokoh muda Kabupaten Bekasi mendeklarasikan berdirinya Komunitas Sunda Bekasi.
Ketua Komunitas Sunda Bekasi, Raden Agah Handoko mengatakan, wadah tersebut dibentuk sebagai respon kegelisahan orang sunda di Kabupaten Bekasi yang merasa seni budaya sunda di daerah ini semakin terpinggirkan.
“Ini bisa dilihat dari berbagai event seni budaya yang diselenggarakan Pemda Kabupaten Bekasi, minim bahkan hampir tidak pernah melibatkan seni dan budaya sunda,” kata Agah, usai acara deklarasi di RM Jaer Akong Serang Baru, Sabtu (02/12/2017).
Agah menambahkan, selama ini kegiatan seni budaya yang digelar Pemkab Bekasi lebih banyak memunculkan seni budaya betawi dan hiburan modern, sementara seni dan budaya sunda tidak pernah diakomodir. Padahal menurut Agah, yang mendiami wilayah Kabupaten Bekasi tidak hanya etnis betawi.
“Dari 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi hampir separuhnya berpenduduk mayoritas etnis sunda, seperti Bojongmangu, Serang Baru, Cibarusah, Setu, Cikarang Selatan, Cikarang Pusat, Kedung Waringin, Cikarang Timur, sebagian Cikarang Utara dan Pebayuran,” kata Agah.
Agah juga menilai, para wakil rakyat di DPRD Kabupaten Bekasi sejauh ini kurang bisa menangkap kegelisahan warga sunda di daerahnya.
“DPRD cenderung pasif dalam hal ini, menunggu yang datang baru aksi. Kalau diperhatikan sampai saat ini memang belum ada komunitas sunda yang hadir sebagai wadah aspirasi orang sunda bekasi,” ujarnya.
Rencananya pada Bulan Januari tahun depan, Komunitas Sunda Bekasi, akan mengadakan acara Pagelaran Seni Budaya Sunda.
Dalam acara deklarasi tersebut, hadir diantaranya tokoh pemuda Cikarang Timur, Gunawan, aktivis Cibarusah Center, Ahmad Djaelani, Ki Tapak Jagat, Jojo dan tokoh pemuda lainnya. (red)