POSKOBERITA.COM, BEKASI – Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menjaga pola belanja selama Bulan Ramadan. Hal itu, guna menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok serta meningkatkan kondusivitas wilayah dalam rangka stabilisasi ekonomi di pasaran hingga Idul Fitri 2024 nanti.
“Di Bulan Ramadan, agar masyarakat menjaga pola belanja. Tidak harus berlebihian belanja. Meskipun sajian yang bagus bisa menggugah selera, tetapi mungkin bisa diatur sedemikian rupa. Apalagi di Hari Raya Idul Fitri, sajian yang harus lebih sederhana,” ujarnya.
Terkait stok kebutuhan pangan, Dani mengatakan, wilayah pertanian di Kabupaten Bekasi tidak seluas wilayah penghasil seperti Garut dan Kabupaten Bandung. Juga untuk produksi pangan tidak bisa diproduksi dan digenjot semaunya, Karena dipengaruhi faktor alam misalnya musim kemarau atau penghujan. Selanjutnya, faktor penunjang hasil pertanian seperti pupuk, lahan dan lainnya.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pokok di pasaran, diperlukan kerjasama yang intens dengan daerah-daerah penghasil.
“Kalau cabai, beras, telor, tidak bisa begitu saja menaikan produksi harus jangka panjang. Satu-satunya alternatif yang bisa dilakukan adalah kerjasama dengan daerah penghasil, dan itu yang pemerintah daerah lakukan. Tapi untuk minyak, terigu dan sebagainya bisa stabil karena bisa kita genjot produksinya,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Gatot Purnomo memastikan, stok untuk kebutuhan barang pokok selama Ramadan hingga Idul Fitri terkendali.
“Dari hasil monitoring bahan pokok Insyaallah aman terkendali,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, PJ Bupati Bekasi Dani Ramdan bersama tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bekasi melaksanakan rapat antisipasi kemungkinan terjadinya kenaikan harga kebutuhan bahan pokok di bulan suci Ramadan, terutama saat mendekati Idul Fitri 2024.
Dari data TPID, komoditi cabe mengalami peningkatan harga yang signifikan. Sementara, harga beras mengalami penurunan.
“Harga-harga kita saat ini, yang dinilai naik itu paling tinggi cabe. Mulai dari cabe keriting, cabe merah besar, dan cabe hijau. Itu selisihnya bisa Rp 4 ribu sampai Rp 12 ribu dari harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Tapi kalau beras sudah turun, selisih seribu sampai dua ribu saja,” ujar Dani Ramdan pada Senin (18/3/2024).
Dani Ramdan mengungkapkan jika kebutuhan cabai masyarakat Kabupaten Bekasi di waktu normal yakni 50 ton per hari dari 100 ton cabai yang masuk ke pasar Cibitung. Tapi pasokan cabe mengalami penurunan dimana jumlah cabai yang masuk ke Pasar Induk Cibitung mencapai 70- 80 ton.
“Biasanya, saat normal 50 ton diserap untuk Kabupaten Bekasi, sisaanya diserap oleh daerah tetangga seperti karawang, Jakarta. Juga belanjanya melalui Pasar Cibitung. Tapi kondisi saat ini, pasokan ke kita menurun,” katanya.
Menangani hal ini, koordinasi dengan daerah penghasil, seperti Garut dan Kabupaten Bandung terus dilakukan. Rencananya, Pemkab Bekasi akan membuat formulasi dengan, gerakan pangan murah.
Menurut Dani Ramdan, gerakan pangan murah menjadi langkah konkrit. Di mana pemerintah membeli dengan harga pasar, untuk selanjutnya di jual ke masyarakat, terutama masyarakat miskin.
“Jadi ini sedang disusun proposalnya oleh Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian dikoordinasikan dengan Asda 2. Mudah mudahan sebelum lebaran atau setelah lebaran, bisa untuk menekan harga,” katanya.
“Saya meminta sebelum lebaran sudah operasi paling tidak menurunkan harga cabe, tapi masyarakat dan pedagang kecil yang butuh cabe banyak bisa terbantu,” tukasnya.
Di Hari hari yang sama, PJ Bupati Bekasi Dani Ramdan juga menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi, bersama Kementerian Dalam Negeri RI secara virtual, bertempat di Command Center Diskominfosantik, Cikarang Pusat.
Kenaikan harga sembako di bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri menjadi salah satu bahasan yang dilakukan. (adv)