POSKOBERITA.COM, BEKASI – Warga desa Bantarjaya meminta kepada Pemkab Bekasi untuk mengawasi tiap pelaksanaan teknis pembangunan yang menggunakan anggaran negara baik APBN maupun APBD, hal ini bukan tanpa alasan, sebab banyak ditemukan pembangunan yang berasal dari keuangan negara tidak dilaksanakan sesuai rencanan anggarana yang telah di tetapkan.
Hal ini dikatakan salah seorang warga Mawih, beliau menanyakan perihal perbaikan tanggul irigasi tersier yang berada di kampung Selang desa Bantarjaya, Pebayuran Bekasi yang dianggap janggal.
Beliau mengatakan bahwa pembangianan nyaris tidak ada pengwasan dari pihak Pemkab Bekasi dan semua pekerjanya di lakukan oleh pemerintahan desa setempat.
“Pelaksanaan pembanguanan hanya dilakukan oleh sebagian pengurus desa, dan hasilnya hanya 50 meter apakah itu benar, harusnya kan transparan masalah anggaran dan spesifikasi sebuah pembangunan, kita harus mengadu kesiapa kalau pembangunan tidak sesuai dengan draff, yang rugi kami sendiri sebagai masyarakat kecil jika pembangunan dikerjakan asal – asalan ” katanya Minggu (02/08/2021).
Hal senada dikatakan Faisal salah seorang warga Bantarjaya beliau mengatakan bahwa Perbaiakan irigasi tersier di kampung Selang yang menurut sepengetahuanya sepanjang 1200 meter hanya di kerjakan 50 meter. Bukan itu saja Faisal pun meminta agar adanya transparansi penganggaran, beliau menduga anggaran tahun 2019 – 2020 tidak terealisasi dengan baik.
“Saya pernah dengar perbiakanya hampir 1200 meter tetapi dilapangan hanya sekitar 50 meter saya pikir ga.mungkin pemerintah menggelontorkan anggaran untuk perbaikan Irigasi hanya 50 meter,” katanya.
Faisal pun menambahkan agar Bupati Bekasi bertindak tegas terhadap siapun oknum yang diduga melakukan penyelewengan anggaran pada sebuah proyek pemerintah.
” Kami sebagai warga meminta Bupati Bekasi untuk segera mengaudit anggaran yang telah digelontorkan kesetiap desa agar uang negara yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat malah disalah gunakan,” tegasnya.
Sementara itu Ayi Sekertaris Desa Bantarjaya ketika ditemui mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui berapa anggaran untuk perbaikan irigasi tersier di kampung Selang.”Untuk masalah itu malah saya tidak tahu berapa anggaranya, ” singkat Ayi.
Sementara itu program pembangunan ribuan kakus pun sampai saat ini belum terlaksana di desa Bantatjaya. Program yang berada dalam pengawasan Kepala Bidang Kawasan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bekasi ini menargetkan ribuan kakus akan dibangun di hampir seluruh wilayah Kabupaten Bekasi.
Yayan Yuliandi mengatakan pembangunan jamban warga dimulai pada pertengahan September mendatang dengan anggaran Rp 23,7 miliar. Warga yang sudah mempersiapkan lubang untuk mengantisipasi pelaksanaan program ini nyaris gigit jari, sebab sampai saat ini informasi kelanjutan program tersebut belum jelas tindak lanjutnya.
“Kamu sudah bangun lubang toiletnya uangnya saya pinjam dari tetangga tapi sampai saat ini masih belum dibangun akhirnya lubangnya saya tutup sebab saya khawatir anak saya yang masih kecil kecemplung, ” jelas seorang warga Bantatjaya.
Lebih dari 10 ribu rumah warga di beberapa kecamatan se-Kabupaten Bekasi tidak memiliki jamban. Warga masih mengandalkan jamban ala kadarnya yang biasa dibuat di pinggir sungai. Di Kabupaten Bekasi, jamban yang biasa didirikan dengan menggunakan kayu dan karung itu disebut warga “helikopter”. Pembangunan jamban kini sangat ditunggu realisasinya . ( cr01)