Warga Berau Terancam ISPA Akibat Asap

0
884

KALTIM, POSKOBERITA.COM – Udara di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dalam dua hari terakhir tengah diselimuti kabut asap. Kabut ini diyakini berasal dari sejumlah peristiwa kebakaran hutan dan lahan di beberapa kecamatan.

Christina Kara, salah satu pegawai Puskesmas di Kabupaten Berau mengatakan, kabut asap yang menyelimuti Berau, membuat dirinya terkena ISPA. Sehingga, dirinya berharap ada tindakan cepat. “Asapnya bikin sesak nafas,” ujarnya kepada poskoberita.com.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi membenarkan, kabut asap menyelimuti Kabupaten Berau dalam dua hari ini. Namun kabut asap ini menurut Sumardi, tidak hanya berasal dari Kabupaten Berau. Kabut asap kiriman menurut Sumardi berasal dari wilayah selatan Kalimatan Timur.

“Bisa berasal dari Bontang, Kutai Timur atau Tengarong,” ungkapnya, Selasa (18/9/2018).

Sumardi juga mengatakan, kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Berau tidak setebal pada hari Senin (17/9/2018) lalu. “Kabut asapnya semakin menipis. Jarak pandang yang semula hanya 2 kilometer, sekarang jarak pandang sudah naik menjadi 8 atau 9 kilometer,” jelasnya.

Kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Berau dalam dua hari ini, kata Sumardi, tak sampai mengganggu transportasi udara, karena jarak pandang minimal dalam penerbangan masih dalam ambang batas.

Berkurangnya kabut asap ini menurut Sumardi, juga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di wilayah selatan Kalimatan Timur. “Kemarin kan sempat hujan deras di Bontang, Sangatta dan Tenggarong,” imbuhnya.

Pada hari Senin (18/9/2018), ada 6 titik panas yang terpantau oleh BMKG Berau. Empat diantaranya berada di Kecamatan Pulau Derawan sedangkan sisanya satu titik panas di Kecamatan Biatan dan satu titik panas di Kecamatan Talisayan.

Sumardi megajak masyarakat untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan. Warga diminta agar tidak melakukan pembakaran lahan ataupun sampah di dekat lahan atau hutan yang kondisi semak belukarnya telah mengering akibat kemarau. (riz/red)