“Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi” (HR Imam Bazar)
Bunyi hadits di atas merupakan satu dari sejumlah ayat Al-qur’an dan Al-hadits yang mengingatkan betapa pentingnya menjalin silaturahmi di antara sesama manusia. Ilmu Pengetahuan modern bahkan membuktikan kebenarannya yang memperkuat manfaat silaturahmi tersebut.
Pergaulan sosial dengan bertatap-muka langsung dalam acara reuni dapat dimanfaatkan untuk meluapkan emosi, melepaskan beban permasalahan dan sebagai sarana meluaskan jaringan bisnis atau mencari koneksi untuk mendapatkan kesempatan pekerjaan yang lebih baik.
Hasil riset ilmiah para sosiolog mengarisbawahi adanya kaitan erat antara hubungan sosial dengan kesehatan. Seseorang yang frekwensi kontak sosialnya dengan masyarakat rendah, maka kemungkinannya dia meninggal dua kali lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang banyak melakukan interaksi sosial. Beberapa penyakit mematikan yang mudah menjangkiti orang-orang kurang bergaul terutama yang hidup menyendiri tercatat antara lain serangan jantung, tekanan darah tinggi, kanker dan diabetes (luka yang lambat sembuhnya).
Kaitan silaturahmi/reuni dengan pertambahan rezeki juga telah dibuktikan secara jelas dan nyata. Sejumlah pengusaha sukses menyebutkan, pertemuan berkala, baik dalam bentuk reuni, piknik bersama dan sejenisnya menjadi salah satu faktor penting dalam membantu kelancaran usaha.
Suasana informal kebersamaan semacam ini dapat menghilangkan sekat-sekat hambatan psikologis antara si kaya dengan si miskin, atau antara atasan dengan bawahan.
Bagi pebisnis, reuni dan silaturahmi dapat digunakan untuk menjajaki peluang, tukar informasi/pengalaman, membangun relasi dan kerjasama bisnis serta mendata calon mitra usaha maupun sasaran pelanggan potensial.
Pertemuan reuni/silaturahmi setelah sekian lama berpisah tidak jarang memunculkan kesempatan dan potensi-potensi bagus yang belum terpikirkan atau tidak terlihat sebelumnya.
Pastinya, hal yang sangat didambakan dalam acara reuni-silaturahmi adalah suasana kangen-kangenan, bernostalgia, saling membeberkan tentang kenakalan atau keusilan masa lalu yang kini berubah menjadi cerita lucu-lucu, “Sometimes all they need is a hand to hold, an ear to listen and a heart to understand them” .
Dalam pertemuan semacam ini, segala perbedaan yang menjadi identitas peserta reuni (suku, agama, ras, golongan) seakan tenggelam digantikan oleh semangat “esprit de corps” – jiwa korsa dari para anggotanya yang mewakili berbagai macam komunitas dan identitas, atau biasa kita kenal dengan sebutan alumni.
Pro dan kontra selalu muncul dalam setiap wacana atau aktivitas apapun, tidak terkecuali kegiatan Reuni. Misi mulia reuni sebagai ajang silaturahmi untuk menyambung kembali atau memperkuat persahabatan ini bisa saja tercemar oleh sikap sejumlah peserta yang “unjuk gigi” pamer kekuatan, kekuasaan, kekayaan dan cerita keberhasilan yang berlebihan sehingga menimbulkan suasana kaku atau bahkan rasa minder bagi sejumlah teman atau peserta yang hadir. Mereka yang merasa terpinggirkan dalam capaian materi atau prestasi ini biasanya secara perlahan memilih mundur.
Bagi saya pribadi, hal positif dan negatif sudah menjadi sunatullah bahwa tidak selamanya niat baik berjalan dengan mulus. Selalu menghadapi dukungan dan pertentangan. Namun demikian, gesekan tersebut jangan diperpanjang yang ditandai dengan tidak saling bertegur sapa, dan apalagi saling menjauhi. Hal itu akan merusak makna silaturahmi dan tidak dibenrkan oleh ajaran agama manapun.
Rasulullah SAW bersabda, tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan silaturahmi. Mereka-mereka yang bersikeras memutuskan tali silaturahmi, mengajak permusuhan diantara sesama mahluk dan mengadakan kerusakan di muka bumi ini maka akan mendapatkan laknat dan kutukan Allah SWT.
Semoga tulisan sederhana nan singkat ini menjadi sarana kita untuk memperkuat ikatan tali ukhuwah diantara kita semua dan mendatangkan faedah-faedah yang berharga dari kegiatan Reuni Akbar Alumni SMAN 5 Karawang yang akan digelar tanggal 15 April 2018. Bagaimanapun kegiatan reuni-silaturahmi lebih banyak unsur positifnya dibanding negatifnya.
-Karawang, 27 Maret 2018, dini hari-
Penulis : Doni Ardon (Alumni SMAN 5 Karawang