POSKOBERITA.COM – Penggiat sejarah Bekasi, Ali Anwar menyayangkan minimnya pemanfaatan Gedung Juang yang terletak di Jl. Sultan Hasanudin Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Pria yang dijuluki ‘Penjaga Sejarah Bekasi’ ini mengatakan, sejauh ini tidak ada unsur sejarah yang digali, padahal gedung tersebut memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah bangsa.
“Gedung Juang itu amat bersejarah. Tapi sayang jika hanya bentuk fisiknya saja yang ditonjolkan. Gedung Juang itu bukan hanya lokasi untuk foto-foto,” ujarnya, Rabu (17/01/2018).
Menurutnya, hampir setiap tahun Gedung Juang diwacanakan akan dijadikan musium. Bahkan wacana tersebut sudah digulirkan sejak tahun 1993 lalu. Namun sampai saat ini tidak ada langkah serius dan gedung bersejarah itu hanya dibiarkan berdiri.
Menurut Ali, ada pandangan yang keliru dari Pemerintah Kabupaten Bekasi terhadap Gedung Juang Tambun. Sejauh ini Pemkab Bekasi meihat gedung bersejarah hanya dari bentuk fisiknya saja.
“Selama gedung itu terlihat baik dan terawat, serta bisa dijadikan lokasi untuk berswafoto maka misi pemanfaatan gedung bersejarah itu dianggap sudah terpenuhi. Sedangkan sisi sejarahnya tidak tersentuh,” ujarnya.
Ali Anwar berpendapat, pemerintah harus hadir menyampaikan sejarah itu. Karena menurutnya, berbahaya jika masyarakat justeru tahu dari orang yang tidak mengerti sejarah.
Pasca selesai direnovasi pada akhir Desember 2017 dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp9,7 miliar, Pemerintah Kabupaten Bekasi rencananya akan menjadikan Gedung Juang Tambun sebagai musium atau diorama tentang sejarah dan kebudayaan Bekasi. Namun sebelumnya akan dilakukan kajian teknis dan akademis untuk mengungkap sejarah di balik berdirinya Gedung Juang Tambun yang pada awal berdirinya dibangun selama dua tahap, yakni tahun 1906 dan kemudian dilanjutkan pada tahun 1925. (dms)