POSKOBERITA.COM, CIKARANG – Peneliti Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (LAMI), Danu Sebayang menilai, indikator korupsi kepala daerah dapat dilihat dari berbagai aspek. Apabila daerah tersebut kaya sumber daya alam maka celah atau area rawan korupsinya dari perijinan.
“Kalau daerahnya miskin tentu celahnya dari anggaran melalui pengadaan maupun dari pengangkatan posisi jabatan,” ujarnya, saat ditemui Poskoberita, Rabu (27/09).
Menurut Danu, posisi kepala daerah yang sangat kuat di era otonomi daerah sekarang ini menjadi kesempatan besar bagi kepala daerah untuk melakukan korupsi. Untuk menutup celah korupsi tersebut, tentu pengawasan dari instansi terkait sangat di perlukan serta peran serta masyarakat.
“Saya juga melihat adanya cost yang sangat besar dikeluarkan calon kepala daerah dalam pemilihan langsung saat ini, mulai dari melobi partai, membentuk tim sukses dan yang lainnya tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” ucapnya.
Danu menambahkan, modal yang sangat besar yang dikeluarkan para calon kepala daerah saat Pilkada sulit untuk dikembalikan sehingga banyak kepala daerah yang melakukan jalan pintas dengan melakukan korupsi. Belum lagi harus memikirkan balas jasa kepada pihak-pihak yang sudah membantunya memenangkan pilkada. (red)