POSKOBERITA.COM, BEKASI – Sejarawan Bekasi Ali Anwar menyampaikan catatan khusus untuk Bupati Bekasi Neneng Yasin dan Wabup Eka Supria Atmaja yang baru saja dilantik. Salah satunya tentang peran investor di Kabupaten Bekasi. Ia mengatakan, Neneng-Eka dipilih oleh rakyat, bukan oleh investor. Sehingga jangan sampai pemerintah dan rakyat Bekasi dilecehkan oleh investor, seperti yang terjadi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
“Penamaan kawasan dan jalan harus dibahas dengan pemerintah, DPRD dan ahli. Ini harus pakai Perda. Masak dari Gerbang Tol Cibatu ke Pemda Kabupaten Bekasi kita harus memasuki Kawasan New California dulu. Apa-apaan ini?” kata Ali Anwar di akun facebooknya, yang diunggah Senin (22/05). Ia juga menegaskan, penguasaan lahan jangan sampai membuat masyarakat Bekasi terasingkan.
Pria yang dijuluki “Penjaga Sejarah Bekasi” ini juga menyampaikan, bahwa yang dihadapi oleh Neneng-Eka adalah pembangunan yang amat pesat dan kompleks. “Kuncinya, harus bisa merajut masa kini, mada depan, dengan lalu. Tanpa belajar dari sejarah, akan kejeblos pada lubang yang sama.” ujarnya.
Menurut Ali Anwar, pembangunan harus membuat rakyat Bekasi sejajar dan bermartabat. Caranya, pelayanan pembangunan harus dimulai dari yang paling jauh ditarik ke pusat. “Contohnya dari Bojongmangu dan Muaragembong ke pusat pemerintahan di Cikarang. Mulai dari yang paling miskin ke yang paling kaya, bukan mendahulukan yang paling kaya.” tulisnya.
“Pendidikan gratis, kesehatan gratis plus pelayanan tanpa pandang bulu. Bangun jalan dari yang paling ujung. Rumah-rumah tak layak huni jangan hanya mengandalkan dana pusat tapi juga dari daerah. Bantu permodalan buat pengusaha kecil.” tambahnya.
Terkait Lambang Kabupaten Bekasi, Ali Anwar juga berpesan agar dikembalikan ke khitahnya, sesuai Perda 1962. “Jadilah kepala daerah yg dikenang baik oleh rakyatnya.” begitu pesan penulis buku Bekasi Lautan Api ini. (PB)