POSKOBERITA.COM, CIKARANG UTARA – Maraknya angkutan umum berbasis online, terutama taksi di wilayah Kabupaten Bekasi mendapat penolakan dari para sopir angkot. Akibatnya puluhan sopir angkot K-17 jurusan Cikarang-Cibarusah dan angkot K-33 jurusan Lemahabang-Lippo Cikarang, Senin (23/01) melakukan aksi mogok.
Para sopir ini mengatakan, banyaknya angkutan umum berbasis online memiliki imbas terhadap pendapatan para supir angkot. Seringkali, pendapatan para supir angkot anjlok hingga 50 persen. Dalam satu hari biasanya para sopir mengantongi uang sekitar Rp.100 ribu, tapi setelah banyaknya taksi online pendapatan mereka hanya berkisar sekitar Rp50 ribu per hari.
“Kita mogok hari ini karena kita protes banyak mobil-mobil online yang bekeliaran bebas di sini,” kata Heru, seorang sopir angkot yang ditemui di terminal Cikarang.
Para supir angkot ini berharap pemerintah mau memberikan perhatian kepada mereka dan menghapus keberadaan angkutan umum berbasis online di Kabupaten Bekasi.
“Kita minta taksi online dihapus aja. Sangat besar itu pengaruhanya kepada pendapatan sopir angkot,” kata dia.
Aksi mogok yang dilakukan puluhan supir angkot ini menyebabkan warga yang biasa menggunakan jasa angkot untuk beraktivitas terlantar. Mereka terpaksa memakai jasa ojek sehingga tarifnya lebih mahal.
Begitupun para pelajar ketika jam pulang sekolah. Beberapa dari mereka memilih berjalan kaki, menunggu dijemput pihak keluarga dan tidak sedikit yang mencoba mencegat kendaraan bak terbuka. (Dim/Pb)